Setiap daerah pastinya mempunyai cerita sejarah dan kebudayaannya masing-masing. Seperti halnya sebuah budaya batu nisan yang ada di Indonesia kebanyakan dibuat dengan desain yang mirip. Akan tetapi, hal ini berbeda dengan batu nisan di daerah Jazirah Arab yang berbentuk seperti batu biasa saja. Lalu mengapakah batu nisan Indonesia ini mempunyai ciri khas bentuk yang seragam? Simak ulasan berikut!
Persebaran Agama yang Mempengaruhi Bentuk Nisan
Adanya batu nisan yang berseragam di Indonesia ini tidak terlepas dari kisah persebaran agama khususnya agama Islam. Salah seorang dosen Sejarah di Universitas Airlangga yang diketahui bernama Purnawan Basundoro juga mengungkapkan hal yang sama, proses berjalannya sebuah persebaran agama Islam ini sangat mempengaruhi tercetusnya desain sama pada batu nisan di Indonesia.
Purnawan juga menambahkan bahwasannya jika dilihat dari bentuk batu nisan yang ada pada makam Islam Jawa pertama kali adalah kuburan Fatimah binti Maimun serta juga kuburan dari Maulana Malik Ibrahim. Mereka diyakini oleh masyarakat sebagai tokoh pelopor yang menyebarkan ajaran agama Islam di Indonesia ini.
Oleh karenanya, menurut Purnawan keberagaman batu nisan Indonesia ini terjadi karena adanya suatu proses akulturasi dan adopsi budaya yang dikerjakan oleh masyarakat Islam pada saat itu. Melalui proses tersebut, bisa jadi kaum pada masa itu berpikiran bahwa bentuk batu nisannya harus sama seperti itu. Akhirnya mereka menirukannya dan sampai sekarang telah menjadi sebuah tradisi.
Batu Nisan Tidak Berasal Dari Arab
Pada masa persebaran agama Islam tersebut, batu nisan yang ada pada makam-makam Islam di Indonesia ini dipenuhi dengan tulisan kaligrafi. Tidak hanya bisa dilihat melalui makam-makam Jawa saja, melainkan tulisan tersebut juga bisa dilihat dari makam-makam yang berada di daerah Aceh atau juga Sumatra.
Purnawan juga mengungkapkan jika ukiran kaligrafi tersebut terdapat pada batu nisan Indonesia yang berbentuk melengkung seperti kubah masjid. Ia juga mengira bahwa bentuk lengkungan itu bisa jadi sebenarnya tidak mempunyai makna tersendiri. Hal ini karena memang batu nisan tersebut adalah tempat yang benar-benar murni untuk menulis sebuah kaligrafi.
Tradisi mengukir sebuah kaligrafi yang ada pada batu nisan ini telah dikenal sejak persebaran ajaran Islam di kawasan Asia Selatan seperti Gujarat. Dosen Sejarah tersebut beralasan, jika tradisi tersebut tidak ditemukan pada makam-makam kaum Islam di Jazirah Arab. Ia juga mengatakan, jika makam yang berada di Arab tidak pernah diberi batu nisan seperti itu, hanya diberikan batu biasa saja.
Tradisi Menulis Kaligrafi di Batu Nisan
Sama halnya dengan tradisi menulis kaligrafi pada batu nisan Indonesia, pada saat ajaran Islam telah masuk ke Gujarat dan juga India tradisi tersebut mulai bermunculan. Hal ini dikarenakan oleh adanya kemajuan seni pahat yang lebih di daerah tersebut. Hal ini juga terbukti dengan adanya Yupa yang berasal dari tradisi agama Hindu dan Buddha.
Walaupun demikian, seiring berjalannya waktu, lama kelamaan tradisi tersebut telah banyak sekali ditinggalkan oleh orang-orang. Hal ini dikarenakan adanya tingkat kerumitan yang tinggi pada saat proses pembuatan kaligrafi tersebut. Oleh sebab itu, yang tersisa sekarang ini hanyalah bentuk batu nisannya saja.
Adanya proses persebaran agama Islam dan akulturasi budayanya membuat batu nisan pada makam islam di Indonesia ini mempunyai bentuk yang berseragam, jika ingin memiliki batu nisan yang bisa memajang foto permanen tanpa luntur berpuluh puluh tahun anda bisa memiliki nisan tersebut seperti yang dipunya San Diego Hills. Hal ini tentunya juga berbeda dengan bentuk-bentuk batu nisan di Negara lain. Seperti halnya batu nisan di Arab yang hanya menggunakan batu biasa saja sebagai penanda makam tersebut.
Baca Juga: ngobrol bisnis