Bagi anda yang sudah menyimak video safety bahaya nitrogen, tentu telah paham betul bahaya utama dari gas nitrogen. Dengan kata lain, disamping manfaatnya yang banyak, ternyata nitrogen memiliki potensi bahaya yang sangat besar bagi keselamatan di tempat kerja.

Video bahaya nitrogen tadi hanya membahas salah satu bahaya nitrogen dalam industri kimia. Tentu kita harus mengetahui juga bahaya lain dari nitrogen. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana kita bisa menghindari dan mengendalikan bahaya nitrogen tersebut dalam operasional pabrik sehari-hari.

Baca lanjutannya »

Tags: , , , , , ,

Popularity: 1% [?]

Asam nitrat atau nitric acid, dengan rumus kimia HNO3, merupakan asam kuat dan termasuk bahan kimia berbahaya. Asam nitrat bersifat korosif. Berdasarkan sifatnya ini, maka kita perlu mengetahui potensi bahayanya secara detail, pengaruhnya terhadap kesehatan dan cara pencegahannya.

Dalam keadaan murni, asam nitrat merupakan cairan tak berwarna. Akan tetapi, seiring dengan waktu, warna larutan asam nitrat menjadi kekuningan. Ini disebabkan oleh akumulasi senyawa oksida nitrogen di dalamnya. Baca lanjutannya »

Tags: , ,

Popularity: 1% [?]

Metana, dengan rumus kimia CH4, adalah komponen utama dalam gas alam. Dalam proses pembuatan pupuk urea, metana merupakan bahan baku untuk memproduksi gas sintesa, yaitu hidrogen dan karbon monoksida.

Selain itu, gas metana juga merupakan salah satu sumber energi yang utama. Sedangkan dalam proses produksi metanol, metana digunakan sebagai salah satu bahan bakunya.

Akan tetapi dari sekian banyak kegunaannya, metana yang merupakan gas flammable adalah salah satu bahan berbahaya. Baca lanjutannya »

Tags: , , ,

Popularity: 1% [?]

Manajemen bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) di tempat kerja mutlak diperlukan. Hal ini tidak saja menjamin keselamatan pekerja, akan tetapi juga melindungi aset perusahaan.

Artikel ini adalah artikel pertama dari rangkaian beberapa artikel yang akan menyajikan mengenai WHMIS (Workplace Hazardous Materials Information System). Lalu, apa itu WHMIS?

Workplace Hazardous Materials Information System adalah sistem identifikasi yang membantu pekerja untuk mengenali potensi bahaya yang terkait dengan bahan kimia B3 di tempat kerja. Baca lanjutannya »

Tags: , , , ,

Popularity: 2% [?]

bahan kimia b3Mungkin, sebagian besar dari anda yang membaca artikel ini sudah sangat familiar dengan soda api atau sodium hydroxide (NaOH). Bahkan setiap hari di tempat kerja anda bergelut dengan NaOH, yang kita tahu merupakan salah satu bahan kimia B3. Namun, apakah anda yakin bahwa anda sudah tahu betul potensi bahaya soda api?

Jika anda belum mengetahui secara pasti potensi bahaya NaOH, apa yang harus dilakukan ketika terciprat cairan NaOH atau alat pelindung diri apa yang harus digunakan ketika melakukan handling NaOH, maka hentikan pekerjaan anda saat ini juga. Pahami MSDS NaOH sekarang. Baca lanjutannya »

Tags: , , , , ,

Popularity: 2% [?]

tanda bahaya asam sulfatAsam sulfat adalah satu salah satu bahan kimia terpenting yang banyak digunakan dalam industri kimia. Kegunaannya antara lain adalah digunakan sebagai reagen untuk analisa di laboratorium, regenerasi cation resin, pembuatan pupuk superfosfat, pembuatan bahan peledak dan digunakan pula dalam pemrosesan logam (pickling).

Asam sulfat merupakan asam kuat yang sangat korosif dan termasuk ke dalam kelompok bahan kimia berbahaya atau B3.

Berikut ini adalah data MSDS asam sulfat dalam berbagai konsentrasi dan dipublikasikan oleh beberapa produsen asam sulfat. Baca lanjutannya »

Tags: , , , , , ,

Popularity: 3% [?]

Ketika membaca dokumen MSDS atau Lembar Keselamatan Bahan, maka akan kita temukan banyak sekali istilah. Pemahaman yang baik tentang istilah-istilah tersebut adalah kunci memahami MSDS secara paripurna.

Nah, kali ini kita akan membahas satu-persatu istilah-istilah tersebut serta penjelasan singkat tentangnya. Tidak seluruh istilah yang ada dalam MSDS dijelaskan di sini. Yang akan ditampilkan adalah istilah-istilah yang menurut pertimbangan penulis, perlu ada penjelasan lebih. Sekarang mari kita mulai.

Autoignition temperature: temperatur minimum yang diperlukan bahan untuk terbakar, ketika bahan tersebut dipanaskan.

Acute effect: pengaruh yang merugikan dengan gejala hebat, datangnya tiba-tiba dan berkembang dengan cepat.

ACGIH: American Conference of Governmental Industrial Hygienists.

Asphyxiant: uap atau gas yang dapat menyebabkan ketidaksadaran atau kematian, dengan menyebabkan kurang oksigen (mati lemas).

Boiling point: temperatur dimana suatu cairan berubah menjadi fasa uap pada tekanan tertentu.

C atau Ceiling: batas paparan maksimum senyawa yang ada di udara, yang diperbolehkan bagi manusia atau batasan yang tidak boleh dilewati walau hanya sesaat.

Carcinogen: bahan atau material yang dapat menyebabkan kanker pada mamalia.

C.A.S: Chemical Abstract Service adalah organisasi yang mengindeks informasi bahan kimia, dengan memberikan nomor spesifik tertentu.

CHEMTREC: Chemical Transportation Emergency Center, kantor pusat nasional di Washington DC yang memberikan informasi darurat mengenai bahan kimia tertentu.

Chronic effect: pengaruh buruk pada tubuh manusia atau hewan dengan gejala muncul secara perlahan dalam waktu yang relatif lama dan dapat terjadi secara berulang.

COC: Cleveland Open Cup, salah satu metode pengujian flash point.

Combustible: kelompok cairan yang mudah terbakar dengan temperatur flash point 37.8 C atau lebih.

Decomposition: proses penguraian senyawa atau material (dengan bantuan panas, reaksi kimia, elektrolisis, peluruhan atau proses lainnya) menjadi elemen atau senyawa pembentuknya.

Dermal toxicity: dampak buruk pada kulit akibat terkena paparan bahan atau material tertentu.

Epidemiology: cabang ilmu yang mempelajari tentang penyakit dalam sebuah populasi.

Evaporation rate: laju penguapan dari material tertentu bila dibandingkan dengan laju penguapan material yang sudah diketahui.

Flash point: temperatur dimana suatu cairan akan mengeluarkan cukup uap yang mudah terbakar.

Flammable: kelompok cairan dengan titik flash point di bawah 37.8oC.

General exhaust: sebuah sistem pembuangan polutan-polutan udara yang berada di dalam ruang kerja.

Hazardous material: bahan kimia berbahaya dan beracun (B3).

Incompatible: material yang dapat bereaksi apabila kontak dengan material atau campuran material lain.

Ingestion: masuknya bahan atau material melalui mulut.

Inhalation: menghirup bahan atau material dalam bentuk gas, uap, asap, kabut atau debu.

Irritant: bahan yang dapat menyebabkan radang atau iritasi pada mata, kulit atau saluran pernapasan, apabila terjadi kontak dalam konsentrasi dan waktu paparan tertentu.

LC50: Lethal Concentration50, yaitu konsentrasi bahan di udara, yang berdasarkan test laboratorium diharapkan akan mematikan 50% binatang percobaan. LC50 biasanya dinyatakan dalam satuan mg bahan per kilogram berat badan binatang percobaan.

LD50: Lethal Dosage50, yaitu dosis tunggal bahan, yang berdasarkan test laboratorium diharapkan akan mematikan 50% binatang percobaan. LD50 biasanya dinyatakan dalam satuan mg bahan per kilogram berat badan binatang percobaan.

LEL atau LFL: Lower Explosive Limit atau Lower Flammable Limit, adalah konsentrasi bahan terendah di udara yang akan menimbulkan api ketika ada sumber api.

Melting point: temperatur dimana bahan padatan berubah menjadi fasa cair.

mmpcf: million particle per cubic feet, satuan pengukuran untuk partikel tersuspensi dalam udara.

Mutagen: bahan atau material yang dapat mengubah genetika dari sel hidup.

NRC: National Response Center

NFPA: National Fire Protection Association

NIOSH: National Institute for Occupational Safety and Health. Kantor federal Amerika dimana salah satu aktifitas adalah melakukan tes dan menyertifikasi alat pelindung pernapasan dan merekomendasikan batasan tingkat paparan bahan kimia di tempat kerja.

Olfactory: berhubungan dengan indera penciuman.

Oral: masuk ke dalam tubuh melalui mulut.

Oral toxicity: akibat buruk yang muncul setelah memasukkan bahan atau material tertentu ke dalam tubuh melalui mulut.

OSHA: Occupational Safety and Health Administration

Oxidizer: material atau bahan yang menghasilkan oksigen, yang muncul pada saat terjadi oksidasi (pembakaran) bahan organik.

Oxidizing agent: bahan kimia yang menyebabkan terjadinya suatu reaksi oksidasi.

PEL: Permissible Exposure Limit, batas paparan yang ditetapkan oleh OSHA.

%volatile: Persen volum volatilitas, yaitu persentase cairan atau padatan yang akan menguap pada temperatur ambien atau pada temperatur lain seperti dinyatakan.

PMCC: Pensky Matens Closed Cup, salah satu metode penentuan flash point.

Poison Class A: gas atau cairan yang sangat beracun (menurut DOT), meskipun dalam jumlah yang sangat kecil di udara, seperti phosgene, cyanogens, hydrocyanic acid, nitrogen peroxide.

Poison Class B: cairan, padatan atau semi-padatan beracun selain dari Class A.

Polymerization: reaksi kimia antara satu atau lebih molekul membentuk molekul baru dengan rantai panjang.

ppm: parts per million atau bagian per seribu, misalnya mg/kg.

ppb: parts per billion atau bagian persejuta.

Reactivity: kecenderungan bahan untuk bereaksi dengan bahan lain, dengan mengeluarkan energi.

Reducing agent: bahan kimia pereduksi, kehilangan elektron saat terjadi reaksi atau bereaksi dengan oksigen.

Respiratory system: sistem pernapasan.

Sensitizer: bahan kimia yang menyebabkan reaksi terbatas pada manusia atau binatang percobaan pada paparan awal, akan tetapi dapat menyebabkan efek yang cukup jelas bila terjadi paparan berulang bahkan dampaknya tidak terbatas pada daerah kontak saja.

Stability: kemampuan bahan kimia untuk tidak berubah.

STEL: Short Term Exposure Limit, terminologi dalam ACGIH

TCC: Tag Closed Cup, sebuah metode tes untuk flash point.

Terratogen: bahan kimia yang dapat menyebabkan kegagalan pembentukan janin pada ibu hamil.

TLV: Threshold Limit Value, konsentrasi suatu bahan kimia dalam udara yang tidak menyebabkan efek berarti pada manusia meskipun terpapar secara harian.

TLV-TWA: Time Weighted Average dari TLV, untuk kerja normal 8 jam per hari atau 40 jam per minggu.

TLV-STEL: konsentrasi maksimum untuk pemaparan selama 15 menit tanpa henti (maksimum 4 kali pemaparan, dimana waktu jeda antaranya adalah 60 menit).

TLV-C: konsentrasi yang tidak boleh terlampui meskipun hanya sesaat.

TOC: Tag Open Cup, sebuah metode tes untuk flash point.

TWA: konsentrasi rata-rata bahan kimia di udara dimana seseorang terkena paparan selama jam kerja normal (8-12 jam).

UEL: Upper Explosive Limit, konsentrasi tertinggi bahan kimia di udara yang akan menyebabkan timbulnya api apabila terdapat sumber api.

Tags: , , , , , ,

Popularity: 2% [?]

Lembar Keselamatan Bahan Dalam artikel sebelumnya telah kita bahas secara singkat tentang MSDS atau Lembar Keselamatan Bahan. Dan kali ini, kita akan membahas lebih mendalam tentang informasi yang ada di dalam MSDS.

Setidaknya ada 8 informasi penting yang ada dalam MSDS. Mari kita bahas satu persatu.

Bagian-1 Identifikasi Bahan
Pada bagian ini disajikan informasi mengenai nama dagang dan sinonim dari bahan kimia yang dimaksud. Termasuk di dalamnya adalah rumus molekul dan data perusahaan pembuatnya beserta alamat dan nomor telepon penting yang dapat dihubungi.

Bagian-2 Komposisi Bahan Kimia
Persentase masing-masing komponen bahan kimia B3 disajikan di bagian ini, dengan konsentrasi terendah sama dengan atau lebih dari 1%. Atau minimum 0.1% untuk bahan kimia karsinogek atau penyebab kanker.

Bagian-3 Sifat Fisika dan Kimia
Sifat fisika dan kimia yang ditampilkan dalam MSDS antara lain warna dan bau, titik didih, tekanan uap, densitas dan kelarutan.

Bagian-4 Data Potensi Kebakaran dan Ledakan
Bagian ini berisikan informasi mengenai potensi bahaya kebakaran dari bahan kimia B3, serta hal-hal yang perlu diperhatikan manakala terjadi kebakaran. Informasi tersebut diantaranya adalah flash point, jenis pemadam kebakaran yang tepat dan prosedur penanganan kebakaran.

Bagian-5 Data Potensi Bahaya Terhadap Kesehatan
Di dalamnya dijelaskan mengenai pengaruh paparan atau exposure bahan kimia B3 terhadap kesehatan, beserta tanda dan gejala bila terkena paparannya. Selain itu, dijelaskan pula cara bahan kimia tersebut kontak dengan tubuh (kontak dengan kulit, terhirup, tertelan, terciprat, dan lain-lain) dan target organ tubuh yang paling rentan terkena dampak negatifnya.

Bagian-6 Data Reaktifitas
Bagian ini menjelaskan tentang tingkat reaktifitas suatu bahan kimia berbahaya bila tercampur dengan bahan kimia lain, atau bila disimpan di dalam tempat yang tidak sesuai.

Bagian-7 Prosedur Penanganan Tumpahan, Kebocoran dan Limbah
Bagian ini berisikan informasi tentang peralatan yang tepat untuk digunakan dan prosedur atau tata cara apabila terjadi tumpahan atau kebocoran. Selain itu, dijelaskan pula mengenai tata cara pembuangan limbah bahan kimia berbahaya dan hal-hal yang perlu diperhatikan selama penanganan dan penyimpanan.

Bagian-8 Tindakan Pengendalian Untuk Mengurangi Bahaya
Bagian ini berisikan informasi mengenai tindakan-tindakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya, seperti penyediaan sarana ventilasi, prosedur kerja yang aman dan alat pelindung diri yang sesuai.

Tags: , ,

Popularity: 1% [?]

Bahan kimia berbahaya atau B3 dengan mudah dapat kita temukan di pabrik kimia. Diperlukan tindakan pengendalian yang tepat agar bahan kimia B3 tidak membahayakan kita sebagai tenaga kerja, peralatan/instalasi dan tentu tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkenaan dengan pengendalian bahan kimia B3, melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-187/MEN/1999, yaitu tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.

Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-187/MEN/1999, pada Bab 1 Pasal 1, bahan kimia B3 adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.

Salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi resiko akibat penggunaan bahan kimia B3 adalah dengan memahami Lembar Keselamatan Bahan atau MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia B3 tersebut. MSDS merupakan salah satu bentuk pengendalian resiko berkaitan dengan bahan kimia B3.

Jadi sebelum menggunakan bahan kimia B3, hal pertama yang harus kita lakukan adalah memahami dengan baik MSDS bahan kimia tersebut. Nah, sekarang mari kita bahas secara singkat satu persatu hal-hal penting yang terkait dengan MSDS.

Sumber MSDS

Darimana kita bisa memperoleh dokumen MSDS? Mintalah MSDS kepada produsen, distributor atau suplier di mana kita membeli bahan kimia tersebut. Atau kita bisa mengunduhnya lewat internet. Pastikan bahwa MSDS yang kita miliki adalah revisi terbarunya.

Konten MSDS

Paling tidak ada 8 informasi penting yang termuat dalam sebuah dokumen MSDS. Informasi tersebut meliputi:
a. Identifikasi bahan (Material Identification)
b. Komposisi bahan berbahaya (Hazardous Ingredients)
c. Sifat fisika dan kimia (Physical and Chemical Characteristics)
d. Data potensi bahaya kebakaran dan ledakan (Fire and Explosion Hazard Data)
e. Data potensi bahaya terhadap kesehatan (Health Hazard Data)
f. Data reaktifitas (Reactivity Data)
g. Prosedur safety penanganan, tumpahan, kebocoran dan limbah (Precaution for Safety Handling and Use)
h. Tindakan pengendalian untuk mengurangi bahaya (Control Measures)

Dokumentasi dan Updating

Semua dokumen MSDS harus terdokumentasi dengan baik. Bisa dalam bentuk print out, CD, disk atau internet. Akan tetapi, pilihlah media yang mudah untuk diakses dan MSDS harus selalu tersedia di tempat-tempat yang diperlukan.

Dan satu lagi, MSDS yang terdokumentasi harus dengan nomor revisi terbaru atau terakhir. Hal ini penting, karena akan terus ada informasi baru yang masuk atau diperbaharui. Sebagai contoh, nomor telepon darurat yang harus dihubungi. Buatlah jadwal kapan status dokumen MSDS harus dimonitor.

Training

Layaknya sebuah Standard Operating Procedure (SOP), training mengenai MSDS mutlak diperlukan. Semua orang yang akan berhubungan dengan bahan kimia B3 harus mendapatkan training MSDS. Termasuk pula bagi anda calon karyawan yang akan bekerja di pabrik kimia atau mahasiswa yang sedang Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Dalam artikel berikutnya, kita akan membahas secara mendetail mengenai konten MSDS.

Tags: , ,

Popularity: 2% [?]